Table of Contents
Pengertian Tegangan Listrik
Pengertian Tegangan Listrik
Tegangan listrik adalah jumlah energi yang dibutuhkan dalam pemindahan unit muatan listrik dari sebuah tempat menuju ke tempat yang lainnya. Umumnya tegangan listrik dinyatakan dalam satuan volt.
Tetapi, tegangan listrik juga bisa diartikan sebagai tegangan beda potensial pada dua titik yang berbeda dalam suatu rangkaian listrik.
Tegangan ini juga biasanya disebut sebagai gaya pendorong, karena dapat memindahkan elektron mulai dari sebuah titik menuju ke titik yang lainnya dengan melalui perantara konduktor.
Semakin tinggi tegangan yang diberikan maka akan semakin kuat juga dorongan yang dilakukan oleh suatu elektron pada sebuah rangkaian listrik.
Simbol Tegangan Listrik DC dan AC
Pada umumnya rangkaian-rangkaian elektronika beroperasi dengan menggunakan tegangan DC yang rendah seperti 1,5V hingga 24V DC.
Simbol sumber tegangan DC pada rangkaian-rangkaian elektronika biasanya simbol baterai dengan tanda positif (+) dan negatif (-) yang menunjukan arah polaritasnya.
Sedangkan simbol tegangan AC pada rangkaian listrik atau rangkaian elektronik yaitu sebuah lingkaran bulat dengan gelombang sinus didalamnya.
Nah berikut ini merupakan simbol dari tegangan DC dan AC.
Jenis Tingkatan Tegangan Listrik
Tegangan listrik merupakan arus beda potensial yang dapat menumbuhkan atau membangkitkan medan listrik, sehingga bisa memicu adanya arus lisrtik dengan bantuan dari konduktor.
Berdasarkan ukuran beda potensialnya, tegangan listrik terbagi menjadi dalam 4 jenis tingkatan, diantaranya:
- Tegangan listrik ekstra rendah (ekstra low voltage)
- Tegangan listrik rendah (low voltage)
- Tegangan listrik tinggi (high voltage)
- Tegangan listrik ekstra tinggi (Ekstra high voltage)
Untuk mengukur tegangan ini bisa menggunakan sebuah alat khusus yang dinamakan dengan multimeter atau tester.
Alat ukur multimeter atau tester memang banyak digunakan dalam pengukuran tegangan listrik. Tetapi selain untuk mengukur tegangang, alat ini juga bisa digunakan untuk mengatur tahanan dan juga kuat arus listrik.
Jenis Tegangan Listrik Berdasarkan Aliran Arus
Berikut ini merupakan jenis tegangan listrik berdasarkan aliran arusnya yang bisa kalian ketahui, diantaranya:
1. Tegangan Listrik AC
Tegangan AC ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu single phase dan tripel phase. Untuk tegangan AC single phase yaitu jenis tegangan AC yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Sesuai dengan namanya, tegangan listrik single phase ini hanya mempunyai satu phase dan ground atau netral.
Berikut ini merupakan beberapa sumber yang menghasilkan tegangan AC:
- Genset
- Dinamo sepeda
- Alternator pada mobil dan motor
- Listrik rumah tangga yang berasal dari PLN
2. Tegangan Listrik DC
Tegangan listrik DC biasa disebut sebagai tegangan listrik searah, yang diaman tegangan DC ini mempunyai notasi atau tanda titik negatif pada ujung satu dan notasi positif pada ujung yang lainnya.
Cara pemasangan tegangan DC harus dilakukan dengan benar untuk letak diantara kedua kutubnya. Karena, jika ada kesalahan saat melakukan pemasangan atau cara memasangnya tebalik maka akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada kedua bagian tersebut.
Sedangkan beberapa sumber tegangan DC adalah volta, baterai, aki, solar cell, power supply atau adaptor.
Penggunaan tegangan DC ini banyak sekali dijumpai dengan mudah diberbagai macam peralatan elektronik. Contoh seperti dibawah ini:
- Mainan
- Remote
- Handphone
- Sepeda motor
- Pemutar musik portable
Satuan pada Tegangan Listrik
Satuan yang dimiliki oleh tegangan listrik yaitu Volt dan dilambangkan dengan simbol V. Tetapi dalam referensi akademis untuk menyebutkan tegangan listrik biasanya menggunakan simbol E.
Hal tersebut dilakukan agar tidak tertukar dengan simbol satuan tegangan (volt) karena mempunyai simbol V.
Rumus Tegangan Listrik
Rumus tegangan listrik adalah V= I x R. Dimana V adalah beda potensial dan volt (V); I adalah aliran arus, dengan satuan ampere atau amp (A); dan R adalah hambatan dalam ohm (Ω).
Menurut hukum ohm, rumus tegangan listrik memiliki beberapa turunan rumus yang bisa kalian lihat dibawah ini:
V = I x R
R = V/I
I = V/R
P = V x I
P = I¹ x R ⇒ V = I x R
P = V²/R ⇒ I = V/R
Hubungan antara tegangan dan arus bisa diselesaikan dengan 3 jenis rumus tegangan, yaitu :
- Rumus untuk mengukur tegangan pada listrik = V = W/Q
- Rumus untuk rangkaian listrik tertutup, maka digunakan = V = I.R
- Rumus untuk menghitung hubungan daya listrik, maka digunakan V = P/I
Alat Ukur Tegangan Listrik
Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik yang paling umum yaitu Voltmeter. Tetapi selain voltmeter, adapun alat ukur tegangan lainnya yang bisa kalian temui, diantaranya:
- Voltmeter
- Multimeter Digital dan Analog
- Continuity Tester (Penguji Kontinuitas)
- Digital Clamp Meter (Meteran Penjepit Digital)
- Neon Voltage Testers (Penguji Tegangan Neon)
- Solenoid Voltage Tester (Penguji Tegangan Solenoid)
- Plug-In Circuit Analyzers (Penganalisis Sirkuit Plug-In)
- Wand Voltage Meter (Pengukur Tegangan Tongkat)
- Non-Contact Voltage Testers (Penguki Tegangan Non-Kontak)
Cara Mengukur Tegangan Listrik
Cara mengukur tegangan listrik pada sebuah rangkaian listrik bisa menggunakan sebuah alat yang dinamakan dengan voltmeter atau bisa juga multimeter yang diama selektro harus diarahkan pada skala volt.
Jika anda ingin melakukan pengukuran tegangan AC maka skala harus diarahkan pada ACV, tetapi jika ingin mengukur tegangan DC maka skala bisa diarahkan pada skala DCV.
Pemasangan alat voltmeter dapat dilakukan dalam bentuk paralel yang berarti bahwa probe faktual pada alat ukur dipasangkan langsung pada bagian terminal faktual atau kepingan yang dialiri oleh tegangan positif.
Sementara itu, untuk probe negatif pada alat ukur bisa dipasangkan pada terminal legatif atau kepingan yang mendapat tegangan negatif. Agar lebih jelas perhatikan gambar dibawah ini.
Contoh Rangkaian :
Coba perhatikan 3 buah titik pengukuran tegangan pada gambar rangkaian diatas.
- Untuk mengukur tegangan supply (tegangan total), letak voltmeternya yang paralel dengan baterai, karena baterai adalah 9 volt DC, maka hasil pengukuran pada multimeter juga akan sama.
- Untuk mengukur tegangan yang jatuh pada tahanan R1, jadi cara mengukurnya hubungkan positif multimeter dengan titik yang dianggap mempunyai polaritas yang lebih tinggi (lebih mendekati sumber + baterai), jangan sampai terbalik.
- Untuk mengukur sebuah tegangan yang jatuh pada lampu, jika tahanan dalam dari lampu tersebut adalah 10Kohm, maka secara perhitungan tegangan yang jatuh pada lampu adalah 8,2 volt, dan tegangan pada R1 adalah 0,8 volt.
Post: portaljabar.id
Sumber:kamuharustahu.com